bidadari hanya sebuah fiksi..
bidadari hanya fantasi, bukan hal yang nyata..
mahluk yang diidentifikasi sebagai bidadari emang nggak ada didunia ini..
bidadari hanya khayalan..
bidadari hanya.....
"apa,
kamu bicara padaku" suara halus dan merdunya disela-sela bunyi genta
itu menyadarkan aku atas lamunanku, dia menatapku dengan polos, lugu,
lembut.. "kamu seperti kebingungan?" katanya lagi dengan senyuman manis.
sejanak
semua keyakinan tentang bidadri runtuh, di Penataran pura indah selatan
kota Denpasar ini, tuhan menunjukan mahluk ciptaannya yang disebut
bidadari dan bertimpuh tepat disamping aku....
Tuhaaaaaaaannnnnnnnnn....... maap saya keliru
terperanjat
menatap wajahnya yang manis, bibirnya yang tipis, dan matanya bening
terasa waktu berhenti dan semua orang yang akan muspa hilang seketika,
tinggal aku dan dia.
Dia bidadari sedang duduk bertimpuh
disampingku yang bersila bengong. dialah bidadari dalam balutan pakian
adat Bali. suara Genta terdengar lagi menyadarkan lamunanku dalam
tatapan matanya ketika dia meminta korek api untuk menyalakan dupa, dan
berdiri berjalan kedepan menghaturkan canang yang kami bawa dari rumah.
tak lepas mataku memandang bidadari dari belakang, rambutnya yang terurai, dialah bidadari..
ketika
suara mangku pengarah menyuarakan muspa dimulai, doa syukurku kepada
tuhan karena menunjukan sosok bidadari di Tanah Suci yang indah ini
selatan kota Denpasar...
sudah 6 bulan aku dekat
dengannya, namanya Evi, gadis Bali yang cantik dan manis. berawal dari
dikenalkan oleh seorang teman dan aku tidak ingat bagaimana/mengapa kami
bisa sedekat ini. banyak hal yang aku suka darinya terutama
kemandiriannya.
sore itu kembali aku mendapat telepon darinya, katanya dia malas pulang setelah kuliah dan ingin jalan, cerita2 denganku.
"kenapa kamu sering melamun" katanya tiba2, kami memilih nongkrong di warung pinggir jalan dekat kampusnya.
"ahhh, nggak.." kataku nyahut, aku sering lihat2 dia tanpa dia sadari, dan mungkin itu kentara
"oya bagaimana usahanya?" tanyanya lagi
"biasa aja Vi, masih baru dan perlu banyak belajar" jujurku
"... aku ingin sekali ke Sebatu, tapi gak tau jalannya, apa kamu tau?
"iya tau, ya kapan2 aku anter kesana deh" jawabku
"bagaimana kalau hari minggu depan aja?" ajaknya tiba2
"iya bole vi" kataku
kami
menghabiskan malam itu dengan ngobrol2 seadanya, tentang kuliahnya,
usaha yang baru aku rintis, musik, dan sebagainya, sama seperti hari
sebelumnya yang aku lewati dengannya.
minggu pagi itu
kami sudah diatas motor berboncengan ke tempat melukat (membasuh diri
dengan air suci/penyucia) di sebuah mata air pegunungan utara Ubud.
sekali lagi aku melihat bidadari dalam balutan pakaian adat Bali yang
aku bonceng dibelakangku, perasaan tenang dan nyaman saat dipeluknya
dari belakang.
diperjalanan dia banyak cerita tentang keluarganya
dan kakak perempuannya, aku senang mendengar dia bercerita. dia
bercerita tentang kakaknya yang belum punya pacar dan keinginannya
mencarikan kakaknya pacar..
"apakah kamu mau jadi pacar kakaku?" celetuknya sepulang dari melukat
"kamu becanda?" aku nanya balik, dan berharap dia benar2 becanda
"nggak aku serius" katanya lagi, "kamu selalu baik sama aku, selalu ada saat aku butuhin, kamu seperti kakak buat aku" katanya
"kamu
dikota ini kan baru, jauh dari ortu dan teman masih sedikit, aku senang
bisa bantu kamu" kataku datar mengaharap dia tidak akan pernah tau isi
hatiku
beberapa hari berselang, kami janjian bertemu di
sebuah tempat makan di kawasan lapangan renon denpasar, tempat ini
memang selalu jadi tempat nongkrong anak2 muda Denpasar..
setelah menunggu hapir 30 menit, dia datang dengan seorang wanita, diperkenalkan namanya Dea, kakaknya.
hari demi hari kami sering pergi bertiga, tapi hanya aku yang memendam perasaan dengan diam..
akhirnya
aku memutuskan untuk pergi, tanpa memberi penjelasan karena aku tau dia
mempunyai niat baik untuk menjodohkanku dengan kakaknya, tapi perasaan
aku sebenarnya untuk dia, dan aku merasa lebih baik pergi tanpa
mengatakan apa2 yang bisa menyakitinya, cinta memang banyak bentuknya,
tapi aku memilih mengiklaskannya..
*********
satu
tahun, dua tahun berlalu, aku menyibukan diri dengan usahaku, aku tidak
boleh gagal karena ini masa depanku. banyak temen dan saudara
menyarankan supaya membagi waktuku untuk mencari pacar, jalan2 keluar,
nongkrong selayaknya pemuda2 lainnya. memang sendiri sangat tidak enak,
ingin segera punya pasangan yang selalu memperhatikan, berbagi cerita,
duka - tertawa riang saat merasa sedih dan bercerita lucu lucu, aku
selalu menginginkan hal itu, sama seperti pemuda lain..
banyak
anugrah yang dilimpahkan tuhan kepadaku, sangat terasa dan aku selalu
mensyukurinya. tangan tuhan menyertai jalanku, dan aku senang
dijalanNya, usahaku berkembang, dan melihat orang tuaku bahagia dengan
pemberian2 yang bisa aku hadiahkan kepada meraka, itu adalah hal yang
sangat membahagiakan..
suatu ketika ada berita buruk
dari keluarga ibuku, kakek dari ibuku meninggal Dunia, semua keluarga
berkumpul dirumah duka dan kami berkabung dalam beberapa minggu, banyak
kegiatan yang dilakukan keluarga sebelum hari Pengabenan (upacara bakar
Jenzah Bali), semua keluarga aktif bantu membantu untuk kelangsungan
upacra itu..
aku sendiri disibukan dengan urusan usahaku, hanya
bisa datang beberapa kali dalam seminggu, orang tua dan saudara2ku
memakluminya. banyak saudara seumuranku tidak aku kenali, karena memang
jarang kami berkumpul, dan juga dalam keluarga besar ibuku banyak yang
tidak tinggal di Denpasar.
ada seorang yang sering aku perhatikan bila melayat kesana, dia setiap hari datang ke ruamah duka untuk membantu upacara.
pada
hari pengabenan semua keluarga hadir dan ikut menyertai upacara, dengan
rombongan masing2 menuju kuburan Badung. disanalah kami akan melakukan
prosesinya..
setelah selesai upacar kami kembali ke rumah duka,
entah bagaiman dia datang dan bilang ditinggal mobil rombongannya dan
ikut dimobilku.
sampai dirumah duka aku langsung pamit kerumah karena ada beberapa pekerja yang harus diselesaikan..
malam harinya aku mendapat telepon dari nomer yang tidak dikenal
"halo.. siapa ya" sapaku setelah angkat telpon
"ini eka wi (sebutan kakak dalam bahasa Bali)" katanya disana, aku langsung terbayang wajahnya
"oya.., ada apa ka?" tanyaku lagi
"mau ngucapain makasih, sudah ngatar eka tadi"
"gak apa2 ka, biasa aja hehe.." inilah pertama kali kami ngobrol setelah beberapa minggu hanya berani memandangnya saja
esok
harinya kami janjian ketemu di sepulangnya bekerja, dia Bidan di salah
satu rumah sakit bersalin di Denpasar, aku menunggunya di Starbucks
samping rumah sakit itu dari jam 6 sore, setengah 7 dia telpon bahwa
ada seorang pasien mendadak akan melahirkan dan mungkin akan lama pulang
kerjanya, aku katakan aku akan menunggu.
hujan turun dan sangat
tidak bersahabat, udara dingin ditemani kopi yang juga sudah mulai
mendingin yang dipesan berapa menit lalu..
jam setengah 10 akhirnya
dia keluar dengan basah2an dan masih berbalut pakaian dinas
menghampiriku, penantianku tidak ada apa2nya setelah melihat wajahnya,
manis saat menggigil, pipinya merah.
aku memesankan nasi goreng untuknya, pasti dia sangat lapar, kasihan bidadari ini..
setelah
hari itu kami sering telpon telponan, becanda dan sesekali aku
mengunjungi tempat dia bekerja tanpa dia tahu lebih dahulu, aku
menunggunya di parkiran sebelum dia tiba disana, aku bawakan coklat
untuknya.
suatu sore, kami janjian ketemu disebuah mall di Denpasar, aku diam diam selalu meliriknya, dia indah sekali, manis.
kami cepat akrab dalam beberapa minggu dia sering kerumahku, dia senang becanda dengan ibuku (bibiknya).
satu bulan berlalu, aku ajak keluar jalan2 ke pantai Kuta, inilah saat
aku menyatakan perasaan aku sama dia. momen sangat pas, dan aku
menguatkan hati, berusaha tenang dan pasrah apapun jawabannya, aku akan
terima..
"ka mau jadi pacar wi" kataku setelahnya
dia diam
dan memandang jauh.. waktu terasa lama sekali berputar, tapi aku tidak
bisa ngomong apa lagi, aku biarkan diam dan hening ini..
"kenapa wi mau sama eka" katanya tiba tiba
"wi suka sama kamu" kataku seadanya, tidak ada alasan lain lagi kenapa aku cinta dia
"kita kan baru kenal" katanya lagi
"kita
bisa menjalankan hubungan ini, wi yakin dengan perasaan wi" memang aku
tidak pernah merasa seyakin ini dengan hal yang baru aku kenal
dia diam lagi..
"ya, eka mau wi" katanya akhirnya.
aku
mamandang keatas, bintang bintang seakan tau bagaiman perasaanku,
banyak syukur yang aku ucapkan malam itu, di pantai indah selatan kota
Denpasar, salah satu bidadariMU jadi pacarku..
aku
tidak ingin hanya melihat bidadari, aku ingin memiliki bidadari, ingin
menjaga dengan segenap jiwa, menyayangi dan disayangi bidadari seumur
hidupku
hari demi hari aku lewati dengan bahagia, ada
dia yang selalu menanyakan kabar, ada dia yang selalu aku rindukan,
ingin bertemu setiap hari.
hanya satu masalah dalam hubungan
ini, orang tua dia belum tau kami pacaran, dan aku belum pernah
kerumahnya. suatu ketika akuputuskan untuk pergi kerumahnya dan meminta
ijin pada orang tuanya.
"besok wi mau kerumah dan bilang sama paman/bibi, kita sudah pacaran" kataku padanya
"jangan dulu wi, ka belum siap" sahutnya memelas
"tapi wi gak mau sembunyi2" kataku, "ka gak seharusnya sering kerumah wi, wi yang seharusnya jemput kesana"
"tapi ka malu" katanya lagi
aku tidak melanjutkan lagi, aku tidak mau ngotot ngototan dengan orang yang aku cintai..
esok sorenya, aku pergi kerumahnya tanpa beri tau dia, aku tau dia masih kerja dan pulang petang hari..
aku
bertemu orang tuanya dan membicarakan hubungan kami, kedua ortunya
tidak berkomentar apa2, hanya menitipkan anaknya padaku, diajari dan
dijaga baik baik.
satu pesan dari ibunya "eka itu bedos, keras kepala, suka maunya sendiri, ngambekan, apa kamu bisa lama2 dekat dia?" kata ibunya
aku
berpikir, eka baru berumur 20 tahun, itulah terjadi pada anak muda pada
masa umur2 peralihan, masa mencari jati diri, masa2 menyusun masa
depan, masa dimana asik bergaul dengan teman2, berkumpul dan gila2an
sama teman2 harus berakhir dan menghadapi kenyataan bahwa kita harus
kerja. aku pernah merasakan itu, maka aku sangat tau apa yang dirasakan
kekasihku itu.
mingu demi minggu berlalu, kami
menjalani hubungan ini dengan bahagia, aku sering kerumahnya, hampir
setiap 2 hari sekali, dan selalu disambut hangat keluarganya, ini adalah
anugrah terbesar yang pernah aku dapat.. dia sayang aku, ortunya sayang
aku, ortuku bahkan lebih sayang dia daripada aku, aku sangat
menyukainya.
tiga bulan berlalu, tidak ada masalah
dalam hubungan kami, dia ngambek2 kecil dan manja, tapi aku sangat suka
dengan sifatnya itu, aku merasa aku dibutuhkan, bahkan ingin memeluknya
setiap saat.
suatu saat ketika dia sedang dirumahku dan melihat file2 komputerku, dia melihat photo seorang wanita
"ini rani ya" katanya padaku
"iya" kataku sambil melihat photo itu, bahkan aku sendiri tidak tahu ada photo itu di komputerku
Rani
adalah mantanku berapa tahun lalu, kami masih sangat muda saat
berpacaran, sama sama umur 19 tahun, dan pada saat itu tidak ada
sedikitpun untuk serius berhubungan, karena kami sama sama mengejar
mimpi, aku ingin menjadi pengusaha dan dia ingin menjadi bidan di rumah
sakit besar, kami bertemu dengan cara aneh, bertahan 3 tahun pacaran,
dan putus dengan cara yang aneh pula. terakhir aku dengar kabar dia
sudah menikah dan bahagia, aku juga bahagia mendengar berita itu.
"cantik sekali pacarnya wi dulu" kata eka lagi
"itu kan potonya, kalo aslinya judes" sahutku
"ihh kok gitu sama mantanya sih" katanya lagi
"hehe" aku gak bisa ngomong apa
aku
menceritakan rani kepadanya, bagaimana kami bertemu, dan bagaimana kami
putus, dan aku selalu mengantarnya kerja, mencarikan lowongan kerja di
rumah sakit di Denpasar, rani selalu diterima kerja dimanapun dia
menaruh lamaran, mungkin tenaga kesahatan di Bali masih sedikit, jadi
membutuhkan banyak tenaga tambahan. dia selalu pindah2, karena dia
selalu berusaha untuk bisa masuk kerja kerumah sakit besar, dengan cara
mencari pengalaman di rumash sakit besalin kecil atau klinik2 maka
nantinya akan dapat promosi ke rumah sakit besar dan menetap disana.
kebetulan
Eka baru tamat sekolah di kebidanan, dan aku sarankan menggunakan cara
rani untuk menambah relasi, lincah bergaul dan akhirnya dapat promosi.
Rani
sering memberikan hadiah2 yang sampai sekarang masih aku kenakan atau
aku simpan, tanpa sadar ini menyakiti hatinya, inilah kebodohanku.
berapa
hari kami jalani hunbungan ini dan selalu ada pertengkaran kecil, dia
selalu mengungkapkan mantannya yang seorang perwira polisi. berapa kali
aku tahan, karena aku tidak mau kehilangan dia, aku mengalah dan tidak
mau pertengkaran menjadi besar.
kesabaran manusia ada
batasnya, begitu juga dengan aku, suatu ketika, kami bertengkar yang
bermula kecil, seperti biasa dia bandingkan aku dengan mantannya, aku
merasa rendah, merasa tidak dihargai sebagai cowoknya. aku marah, dalam
kemarahan aku meninggalkan rumahnya dan menghapus semua kontaknya, no
telpon, bbm dan facebooknya bertujuan tidak akan memulai komunikasi
sebelum dia yang meminta maaf dan memulai lebih dulu.
beberapa
hari berlalu, rasa rindu dan gengsi bercampur aduk dalam diriku, dia
yang bersalah kepadaku, dan seharusnya dia yang memulai minta maap
padaku, egoku. tapi rinduku kepadanya mengalahkan semua harga diriku.
aku pergi kerumahnya.
dia tidak mau bicara padaku, dia
menangis dan benci padaku. aku teringat kata ibunya, eka terlalu egois
dan maunya sendiri. aku pulang dan kembali lagi beberapa hari kemudian,
berharap emosinya sudah mereda, dan kami bisa bicara baik2, harapan
tinggal harapan, bahkan dia menyatakan kita putus aja, dia berdalih
umurnya masih sangat muda, dan takut untuk berhubungan serius, dia mau
mengejar cita2nya. aku hancur.
hari2 berikutnya aku
masih tidak percaya keputusannya, dan aku berjuang, tapi tidak ada
harapan sedikitpun, bahkan sangat sulit aku menemuinya.
bidadari pergi, dan aku sendiri lagi..
****************
Satu tahun berlalu, aku menyibukan diri dengan usahaku, sukses dan menjadi orang besar adalah mimpiku.
tidak
dipungkiri aku sangat kehilangan Eka, walau satu tahun berlalu perasaan
sedih selalu datang bila ingat dia, pelarianku hanya pekerjaanku. aku
kejar semua clients dan mencari relasi dalam bisnisku.
suatu
ketika seorang teman menyarankan aku untuk merubah penampilan, saatnya
untuk hidup baru, lupakan yang lalu lalu, menjadi orang baru, aku
menyetujuinya
mulai dari renofasi rumah, aku rombak total dalakang
rumah, membuat kantor dilantai 2 rumahku, mencari design yang pas
dengan keinginanku, mengecat mobil kesayanganku dan menambah modifikasi
supaya lebih muda dan trandy, membeli motor keluaran terbaru. renofasi
rumah dan ikut aktif dalam pembangunannya membuatku lupa akan masa
laluku, aku merasa senang dan bahagia melihat jerih payahku beberapa
tahun menghasilkan sesuatu yang berguna untukku dan keluargaku.
suatu
ketika aku bertemu dengan seorang teman lama namanya Astri, dia bekerja
di salah satu counter pakain export wilawah Nusadua, dia salles disana
dan mempunyai bisnis sampingan membuat pakaian dan menjual kepada
teman2nya. suatu saat dia minta tolong dibuatkan design logo dan tag
untuk produknya, aku selesaikan dalam beberapa hari dan diberi hadiah 2
tshirt olehnya.
aku menyukai tshirt tersebut, nyaman digunakan, jadi aku putuskan akan membuat beberapa lagi.
kami
sering bertemu, dan membicarakan bisnis, dia ingin memajukan usahanya,
meminta saran saran dariku, memberi motivasi untuknya, aku berharap dia
sukses dengan jalannya.
suatu ketika dia ingin buat website untuk
produknya supaya pemasarannya bisa meluas, aku menyanggupinya, aku akan
membantu memasarkannya.
sejak itu hubungan kami semakin dekat, sering bertemu membicarakan langkah2 bisnis kita.
suatu
saat dia memperkenalkan aku dengan salah satu temannya, dia ingin aku
punya pacar, temannya juga belum punya pacar, jadi dia mau menjadi
comblang untuk kami. aku menyanggupinya, niat baik harus disambut baik..
kami
janjian untuk tamasya bertiga, dan aku jemput mereka dirumah temannya,
diwilayah perbatasan Tabanan, sebelah barat kota Denpasar.
sekali lagi aku melihat seorang bidadari, tuhan....
dia cantik, natural, senyumnya selalu terbanyang kapanpun dalam benakku
Namanya
Denik, dialah bidadari dalam kesederhanaan, kami menghabiskan satu hari
berkeliling dari wisata air terjun sampai ke pantai indah bukit selatan
Nusa Dua. hari itu sangat menyenangkan
aku jatuh cinta lagi, tapi
ini tidak sewajarnya, aku menyukai dia dari pertama melihatnya, bahkan
aku tidak tau bagaimana dia, tapi aku ingin sekali memilikinya.
doaku sepanjang hari hanya untuknya, jagalah dia tuhan, bidadarimu..
kami
sering telponan dan bbman, sangat nyaman ngobrol dengannya, selain
cantik dia juga cerdas. dia bekerja disalah satu perusahaan mitra PLN,
dan dia ditempatkan di bidang penggambaran denah pemasangan Gardu
listrik dan pembagian listrik warga.
kami banyak ngobrol
tentang kerjaannya, bagaimana dia sering bolak balik denpasar Tabanan
hanya untuk ngeprint tugasnya, karena print A3 hanya ada di kota
Denpasar.
seperti tersihir, aku selalu ingin melihat senyumnya,
maka aku selalu mengajaknya makan malam sepulang dia bekerja. warung
pojok di pinggir Jalanan tabanan selalu jadi tempat dia makan malam dan
nongkrong sepulangnya bekerja, kami sering bertemu disana..
senang
mendengar dia cerita kesibukannya bekerja seharian, kejadian2 lucu saat
dia bekerja, semua diceritakan dengan ketawa ketawa, aku bahagia lihat
dia tertawa, cintaku semakin tumbuh
suatu ketika gambar denah yang
dia kerjakan beberapa minggu rusak dikarenakan virus yang ada
dikomputer kantornya, aku berusaha membantunya.
aku tidak ingin
melihat dia kesusahan, dia sedih, aku selalu ingin melihat tawanya,
dunia berwarna cerah saat dia tertawa dan tersenyum. aku berusaha
menghubungi teman2 teknisi komputer untuk bisa membantu mengembalikan
datanya, ada beberapa yang terselamatkan, dan ada juga yang tidak.
hari berganti hari, rasa sayangku terus bertambah, hanya dia yang ada dipikiranku, dihatiku juga.
aku tidak menyatakan hatiku padanya karena ini terlalu dini, aku takut aku salah, aku biarkan perasaan ini tumbuh sewajarnya..
hari
demi hari berlalu, tiada hari tanpa menanyakan kabarnya, mendengar
suaranya ditelpon, atau jalan2 ke kotanya hanya untuk melihat senyumnya
di warung tepi jalan itu..
suatu ketika ada kejanggalan pada status bbmnya
"kata
sayang di status bbmnya, untuk siapa nik" tanyaku langsung ketika
membaca status bbmnya, hatiku sempat kacau, tapi aku tidak
mempercayainya
"itu status palsu" jawabnya
"kok isi status2 palsu segala" kejarku
"buat becandaan aja hehe" katanya lagi
hari hari berikutnya aku masih mengejar cintaku, menunggu saat yang tepat untuk menyatakannya..
selalu bermimpi dan membayangkanya, dia begitu sempurna dihatiku
dan sekali lagi status-status itu ditulis lagi dbbmnya
"status palsu lagi" tanyaku langsung di bbm
"iya,
temen temen kerja banyak yang godain dan jodoh-jodohin aku sama temen
kantor, jadi aku buat aja status gitu biar dikira udah punya cowok"
jawabnya
"cuwekin aja kalo emang gak suka" saranku
"iya wi" katanya lagi
sudah
2 bulan aku kenal dengannya, perasaaan ini semakin kuat, dan aku harus
bilang kapadanya, apapun tanggapan dan jawabannya nanti, aku terima
siang
itu, sepulang dari mengantarkan pesanan barang untuk sebuah kargo di
Sanur, aku membuka facebook pada komputerku. aku melihat status
facebooknya mengucapkan kata sayang pada seorang cowok yang tidak aku
kenal, aku hancur
aku bbm dia langsung dan menanyakanya
"iya wi, kami baru pacaran seminggu lalu" katanya disana
.......
"semoga bahagia ya nik, dan jangan sedih sedih lagi" kataku datar dalam kehancuran..
"wi sayang kamu, dari pertama ketemu, wi suka kamu" kataku akhirnya
"wi tidak berani bilang, takut kamu berprasangka lain. wi cinta kamu nik..
dan
sekarang kamu sudah bahagia dengan pilihan kamu, wi doakan semoga
langgeng ya" akhirnya aku lega, kata kata yang terlambat terucap
kesekian kalinya bidadari pergi, tapi dia meninggalkan penyesalanku
warna warna cerah dunia tidak aku lihat lagi, senyum itu udah tidak ada lagi, tawanya tak terdengar lagi..
aku sendiri..
******************
Hari
hari berlalu, aku berantakan dan masih berkeping keping, tidak ada yang
disalahkan hanya aku yang hancur. berulang kali Astri datang menanyakan
hubunganku dengan Denik, dan akhirnya aku katakan bahwa dia sudah punya
pacar.. Astri menghiburku, aku nyaman bercerita semua yang aku rasakan
kepadanya.
minggu minggu berlalu, aku tetap mengejar mimpi mimpiku,
bekerja adalah jalan terbaik melupakan kesakitan dan rasa sedih yang
lalu.
suatu hari Astri menelponku mengatakan ingin mengenalkan temennya yang lain kepadaku.
"sudahlah As, lagi malas mikirin cewek, nanti kalo udah dikasih jodoh sama tuhan pasti ketemu" kataku ogah
"ya temenan aja dulu, sapa tau cocok" katanya disana
berapa
hari berlalu dia selalu ceritakan tentang temannya kepadaku, orangnya
baik, lucu, dan katanya pengen banget punya cowok.. "kenalan aja dulu
sana" katanya lagi
hari hari berikutnya kami sudah smsan, bicara
tentang kegemarannya olahraga, dirumah sering disuruh jaga warung,
jarang diijinkan keluar rumah sama ortunya, bila keluar tidak boleh
lewat jam 10 malam dan sebagainya
satu minggu berlalu, kami janjian
bertemu di salah satu cafe sebelah timur taman kota Denpasar, kami
berkenalan dan cerita cerita, namanya Kadek, orangnya asik dan bicara
terbuka, penilaianku pertama kali
suatau hari dia meminta tolong untuk mengantarnya ke kundangan temannya, aku menyetujuinya.
hari
itu aku melihatnya cantik dengan gaun hitam. aku selalu
memperhatikannya di sana, dia asik ngobrol dengan teman2 lamanya yang
sudah lama tidak bertemu, mereka reunian, tertawa lepas, bercanda, dia
adalah wanita cantik.
Di sabtu pagi aku mengajaknya jalan jalan
ke wilayah pegunungan utara Kota Tabanan, ke sebuah taman kupu kupu, aku
harap dia menyukainya. dia banyak bercerita tentang mantan pacar yang
mengecewekannya, yang tidak menghargainya, dan dia trauma menjalani
hubungan karena itu, dia tidak mau bertemu cowok seperti itu lagi,
katanya..
aku hanya mendengar dan mengerti sekali perasaannya, tidak
ada kata yang bisa aku ucapkan untuk menghiburnya, aku diam dan
mendengarkan saja.
"dan.... sekarang tidak ada yang pdkt sama kamu" tanyaku
"temen banyak, enakan berteman aja" jawabnya
"dari sekian teman pasti ada dong yang ngejar2 kamu berlebihan" kejarku
"saudaraku cewek semua, jadi aku merasa bertanggung jawab mencari sentana untuk keluargaku" katanya terus terang
Dalam
adat Bali bila ada yang menikah si perempuan yang ikut kepada keluarga
laki laki, tapi bila semua saudara adalah permepuan, maka bisa
mengambil "sentana". bila anak perempuannya menikah, si laki laki ikut
di keluarga perempuan.
..........
"tapi aku pikir bisa sih nikah
keluar, tapi aku mau nikah dengan pemuda Denpasar dan tinggal di
Denpasar, biar tidak jauh2 menjenguk keluargaku nanti" katanya lagi
"sudah ketemu kandidatnya" tanyaku becanda
"ada beberapa orang, orangnya aneh2" katanya
"pertama ketemu sudah berani megang2, emang aku apaan dikiranya" katanya lagi
"sesuatu
positip tidak mungkin direspon negatip" kataku, "mungkin pakaian dan
penampilan kamu yang dipandang negatip, maka cowok bersikap seenaknya
sama kamu"
"aku nggak ngerti, buktinya kamu nggak gitu, waktu kita pertama ketemu"
"ya manusia kan beda2, aku nggak tau apa yang dipikirkan mereka saat itu" jujurku
"trus kandidat lain gimana?" tanyaku lagi
"ada umurnya baru 22, katanya dia sanggup nyentana" jawabnya
"suka brondong ya?" candaku
"ahh malas cerita sama kamu" ngambeknya
"heheh sorry.. lanjut" godaku lagi
"kami sempat deket sebentar, aku pernah kerumahnya, tapi akhirnya aku putuskan nggak jalan lagi dengannya" katanya
"dia terlalu muda memikirkan menikah, aku takut salah milih orang" katanya lagi
aku hanya diam .....
"emangnya kamu nggak mau jadi kandidat" katanya tiba tiba..
"hehehe" tidak ada yang bisa aku katakan
berapa
hari berlalu, kami saling menanyakan kabar lewat sms ataupun telpon..
mungkin aku akan membuka diriku lagi, aku akan berjuang lagi..
suatu hari Astri menanyakan hubungan aku dengan kadek, aku jawab biasa aja, seperti teman biasa.
dia
menyarankan untuk tidak dekat lagi dengan kadek, dia mendapat gosip
bahwa ditempat kerja kadek ada affair dengan temen kerja, dan cowok itu
sudah berkeluarga, gosip ini sudah lama beredar diantara teman teman
bekerjanya.
"jangan percaya gosip, mending tanyakan langsung orangnya, dosa lo ngomongin orang" nasahatku
"iya, aku nanti tanyain langsung deh, kebetulan aku kenal cowok yang digosipin itu" katanya
"bagus itu dek, sebelumnya thanks ya sudah care sama aku" ucapku sama astri
malam mingguan aku lewati ngobrol2 dengan Kadek dirumahnya, mendengar nasehat2 Bapaknya,
mendengar
kisah masa muda dari bapaknya, cerita bagaiman kota Denpasar tahun 60an
- 70an, itu sangat menarik sekali, ikut menjaga warung depan rumahnya
sambil becanda becanda sampai bantu menutup warungnya.
Astri datang lagi dengan hasil investigasinya
"aku
dengar langsung dari cowoknya, dia cinta banget sama kadek, tapi dia
tidak mungkin memilih kadek karena dia sudah punya keluarga. dia juga
mungkin tidak rela melihat nanti kalo kadek menikah" katanya
"tapi dia ingin melihat kadek bahagia, walau dia tidak rela, tapi nanti dia pasti akan iklas" katanya lagi
"orang
model apa itu???" kaget aku mendengar penuturannya, trus bagaimana
dengan istrinya?, apa perasaan istrinya bila tau pasanganya mendua? trus
kenapa dia bisa mendua bila sudah ada istri yang dicintainya? bahkan
sudah memberinya anak.. aku pusing
"apakah hubungannya ini masih sampai sekarang??" tanyaku sama astri
"itu belum aku tau, nanti aku tanyakan lagi deh" jawabnya
"mending kamu jauhin aja deh Kadek, perasaanku gak enak kamu sama dia lo" katanya lagi
"apapun
jalan yang aku tempuh, aku yang memutuskan, karena itu tanggung
jawabku.. tapi thanks sebelumnya ya" aku harap dia mengerti
aku gundah, aku ragu, aku bingung, aku mempertimbangkan...
aku
percaya cerita Asti, aku bisa melihat sifat Kadek yang terbuka dan aku
tidak bisa menyakitinya dengan menanyakan langsung padanya tentang
masalah ini, mungkin tidak sekarang, kami baru berkenalan.
hari
demi hari berlalu, aku mulai menyukainya, aku sesekali mengajaknya
sekedar makan malam atau nongkrong di salah satu tempat di Denpasar,
mulai berani membelai rambutnya, memegang tangannya, aku rasa dia
menyukainya.
suatu malam dia bercerita kembali tentang mantan
pacarnya yang tidak menghargainya, yang tidak pernah mengangkat
telponnya, dan dia sudah berjuang untuk bisa bicara sebentar saja
dengannya, dari pagi pagi buta dia sudah menunggu didepan rumah cowoknya
hanya untuk bisa bertemu, setelah cowoknya keluar, bahkan menolehpun
tidak kepadanya, dia sangat sedih belinang air mata bercerita kepadaku
dan aku terlalu bodoh tidak tau harus berbuat apa, hanya diam..
pikiranku
melayang, dia bukan tipe cewek perusak rumah tangga orang, pasti cowok
yang diceritakannya ini bukan yang dimaksud Astri, yakinku
"sabar ya, kenapa menangis buat orang seperti itu"aku harap bisa menenangkannya
hanya itu yang bisa kukatakan, niat untuk membuatnya kuat dan tegar..
"lihat dunia, banyak hal yang indah diluar sana, kita nikmati dan berbahagia" imbuhku lagi
aku sering memergokinya sedang memandangku, mungkin hanya perasaanku
Astri datang lagi dengan beritanya,
"hubungan itu sudah lama, sekarang istri cowok itu sedang mengadung, dia tidak ingin melakukan dosa lagi" katanya
"itu
masa lalu, dan kita tidak bisa menilai orang dari masa lalunya" mudah
mudahan masa lalu menjadikannya pelajaran untuk masa akan datang, doaku
"itu terserah kamu, kamu yang memutuskan, aku sebagai temen kamu, selalu berdoa yang terbaik buat kamu" kata astri lagi
"apapun itu jalan yang akan aku ambil, aku yang memutuskan untuk hidupku" tegasku lagi
malam
minggu selanjutnya, aku mengajak kadek jalan ketaman pusat kota
Denpasar. banyak muda mudi berpacaran di setiap pojok bangku taman, kami
jalan jalan berkeliling..
aku mulai memegang tanganya, mencari tempat duduk ditempat yang nyaman. aku melihat matanya
"dek, aku suka kamu" suaraku pelan
dia diam
"aku tau" katanya cepat "aku bisa lihat semua itu"
"tapi aku belum siap" lanjutnya pelan
........
"aku belum bisa melupakan mantanku, kami pacaran 6 tahun, dan aku masih berharap kepadanya" matanya sudah mulai basah
aku diam, banyak hal yang aku pikirkan, aku melayang dalam pikiranku
bintang bintang diatas bersinar terang, langit terang bahkan berwarna-warni cerah walau malam hari..
sekali lagi aku melihat bidadari
ini bukan fiksi, bukan khayalan, ini nyata
aku merasakan bidadari, menyentuhnya, berbicara dan mendengar darinya
di tengah tengah keramaian pusat kota Denpasar
tangan tuhan selalu menuntunku,
aku menemukan bidadari atas kehendak tuhan untuk kebaikanku
bidadari pergi atas kehendak tuhan untuk kebaikanku
semua atas kehendak tuhan
malam ini bintang bintang terang diatas,
aku melihat senyum tuhan disana, itu untuku
cerita ini sudah disusunNYA
bahkan sebelum aku ada disini
doaku hanya satu
aku tidak ingin hanya melihat bidadari, aku ingin memiliki bidadari, ingin menjaga dengan segenap jiwa, menyayangi dan disayangi
seumur hidupku
aku Melihat lagi senyumNya diantara bintang bintang diatas sana... itu untuku
Saturday, April 12, 2014
Subscribe to:
Posts (Atom)
Made Rama Pramana Address
Jln. Wibisana Gg Mekar IV NO. 1
DEenpasar - Bali - Indonesia
Phn : 081 933 108 461
Email: made.rama21@gmail.com