Saturday, April 12, 2014

Aku Melihat Bidadari

bidadari hanya sebuah fiksi..
bidadari hanya fantasi, bukan hal yang nyata..
mahluk yang diidentifikasi sebagai bidadari emang nggak ada didunia ini..
bidadari hanya khayalan..
bidadari hanya.....
"apa, kamu bicara padaku" suara halus dan merdunya disela-sela bunyi genta itu menyadarkan aku atas lamunanku, dia menatapku dengan polos, lugu, lembut.. "kamu seperti kebingungan?" katanya lagi dengan senyuman manis.
sejanak semua keyakinan tentang bidadri runtuh, di Penataran pura indah selatan kota Denpasar ini, tuhan menunjukan mahluk ciptaannya yang disebut bidadari dan bertimpuh tepat disamping aku....
Tuhaaaaaaaannnnnnnnnn....... maap saya keliru
terperanjat menatap wajahnya yang manis, bibirnya yang tipis, dan matanya bening terasa waktu berhenti dan semua orang yang akan muspa hilang seketika, tinggal aku dan dia.
Dia bidadari sedang duduk bertimpuh disampingku yang bersila bengong. dialah bidadari dalam balutan pakian adat Bali. suara Genta terdengar lagi menyadarkan lamunanku dalam tatapan matanya ketika dia meminta korek api untuk menyalakan dupa, dan berdiri berjalan kedepan menghaturkan canang yang kami bawa dari rumah.
tak lepas mataku memandang bidadari dari belakang, rambutnya yang terurai, dialah bidadari..
ketika suara mangku pengarah menyuarakan muspa dimulai, doa syukurku kepada tuhan karena menunjukan sosok bidadari di Tanah Suci yang indah ini selatan kota Denpasar...

sudah 6 bulan aku dekat dengannya, namanya Evi, gadis Bali yang cantik dan manis. berawal dari dikenalkan oleh seorang teman dan aku tidak ingat bagaimana/mengapa kami bisa sedekat ini. banyak hal yang aku suka darinya terutama kemandiriannya.
sore itu kembali aku mendapat telepon darinya, katanya dia malas pulang setelah kuliah dan ingin jalan, cerita2 denganku.
"kenapa kamu sering melamun" katanya tiba2, kami memilih nongkrong di warung pinggir jalan dekat kampusnya.
"ahhh, nggak.." kataku nyahut, aku sering lihat2 dia tanpa dia sadari, dan mungkin itu kentara
"oya bagaimana usahanya?" tanyanya lagi
"biasa aja Vi, masih baru dan perlu banyak belajar" jujurku
"... aku ingin sekali ke Sebatu, tapi gak tau jalannya, apa kamu tau?
"iya tau, ya kapan2 aku anter kesana deh" jawabku
"bagaimana kalau hari minggu depan aja?" ajaknya tiba2
"iya bole vi" kataku
kami menghabiskan malam itu dengan ngobrol2 seadanya, tentang kuliahnya, usaha yang baru aku rintis, musik, dan sebagainya, sama seperti hari sebelumnya yang aku lewati dengannya.

minggu pagi itu kami sudah diatas motor berboncengan ke tempat melukat (membasuh diri dengan air suci/penyucia) di sebuah mata air pegunungan utara Ubud. sekali lagi aku melihat bidadari dalam balutan pakaian adat Bali yang aku bonceng dibelakangku, perasaan tenang dan nyaman saat dipeluknya dari belakang.
diperjalanan dia banyak cerita tentang keluarganya dan kakak perempuannya, aku senang mendengar dia bercerita. dia bercerita tentang kakaknya yang belum punya pacar dan keinginannya mencarikan kakaknya pacar..

"apakah kamu mau jadi pacar kakaku?" celetuknya sepulang dari melukat
"kamu becanda?" aku nanya balik, dan berharap dia benar2 becanda
"nggak aku serius" katanya lagi, "kamu selalu baik sama aku, selalu ada saat aku butuhin, kamu seperti kakak buat aku" katanya
"kamu dikota ini kan baru, jauh dari ortu dan teman masih sedikit, aku senang bisa bantu kamu" kataku datar mengaharap dia tidak akan pernah tau isi hatiku

beberapa hari berselang, kami janjian bertemu di sebuah tempat makan di kawasan lapangan renon denpasar, tempat ini memang selalu jadi tempat nongkrong anak2 muda Denpasar..
setelah menunggu hapir 30 menit, dia datang dengan seorang wanita, diperkenalkan namanya Dea, kakaknya.

hari demi hari kami sering pergi bertiga, tapi hanya aku yang memendam perasaan dengan diam..
akhirnya aku memutuskan untuk pergi, tanpa memberi penjelasan karena aku tau dia mempunyai niat baik untuk menjodohkanku dengan kakaknya, tapi perasaan aku sebenarnya untuk dia, dan aku merasa lebih baik pergi tanpa mengatakan apa2 yang bisa menyakitinya, cinta memang banyak bentuknya, tapi aku memilih mengiklaskannya..

*********

satu tahun, dua tahun berlalu, aku menyibukan diri dengan usahaku, aku tidak boleh gagal karena ini masa depanku. banyak temen dan saudara menyarankan supaya membagi waktuku untuk mencari pacar, jalan2 keluar, nongkrong selayaknya pemuda2 lainnya. memang sendiri sangat tidak enak, ingin segera punya pasangan yang selalu memperhatikan, berbagi cerita, duka - tertawa riang saat merasa sedih dan bercerita lucu lucu, aku selalu menginginkan hal itu, sama seperti pemuda lain..
banyak anugrah yang dilimpahkan tuhan kepadaku, sangat terasa dan aku selalu mensyukurinya. tangan tuhan menyertai jalanku, dan aku senang dijalanNya, usahaku berkembang, dan melihat orang tuaku bahagia dengan pemberian2 yang bisa aku hadiahkan kepada meraka, itu adalah hal yang sangat membahagiakan..

suatu ketika ada berita buruk dari keluarga ibuku, kakek dari ibuku meninggal Dunia, semua keluarga berkumpul dirumah duka dan kami berkabung dalam beberapa minggu, banyak kegiatan yang dilakukan keluarga sebelum hari Pengabenan (upacara bakar Jenzah Bali), semua keluarga aktif bantu membantu untuk kelangsungan upacra itu..
aku sendiri disibukan dengan urusan usahaku, hanya bisa datang beberapa kali dalam seminggu, orang tua dan saudara2ku memakluminya. banyak saudara seumuranku tidak aku kenali, karena memang jarang kami berkumpul, dan juga dalam keluarga besar ibuku banyak yang tidak tinggal di Denpasar.
ada seorang yang sering aku perhatikan bila melayat kesana, dia setiap hari datang ke ruamah duka untuk membantu upacara.
pada hari pengabenan semua keluarga hadir dan ikut menyertai upacara, dengan rombongan masing2 menuju kuburan Badung. disanalah kami akan melakukan prosesinya..
setelah selesai upacar kami kembali ke rumah duka, entah bagaiman dia datang dan bilang ditinggal mobil rombongannya dan ikut dimobilku.
sampai dirumah duka aku langsung pamit kerumah karena ada beberapa pekerja yang harus diselesaikan..
malam harinya aku mendapat telepon dari nomer yang tidak dikenal
"halo.. siapa ya" sapaku setelah angkat telpon
"ini eka wi (sebutan kakak dalam bahasa Bali)" katanya disana, aku langsung terbayang wajahnya
"oya.., ada apa ka?" tanyaku lagi
"mau ngucapain makasih, sudah ngatar eka tadi"
"gak apa2 ka, biasa aja hehe.." inilah pertama kali kami ngobrol setelah beberapa minggu hanya berani memandangnya saja

esok harinya kami janjian ketemu di sepulangnya bekerja, dia Bidan di salah satu rumah sakit bersalin di Denpasar, aku menunggunya di Starbucks samping rumah sakit itu dari jam 6 sore, setengah 7 dia telpon bahwa ada seorang pasien mendadak akan melahirkan dan mungkin akan lama pulang kerjanya, aku katakan aku akan menunggu.
hujan turun dan sangat tidak bersahabat, udara dingin ditemani kopi yang juga sudah mulai mendingin yang dipesan berapa menit lalu..
jam setengah 10 akhirnya dia keluar dengan basah2an dan masih berbalut pakaian dinas menghampiriku, penantianku tidak ada apa2nya setelah melihat wajahnya, manis saat menggigil, pipinya merah.
aku memesankan nasi goreng untuknya, pasti dia sangat lapar, kasihan bidadari ini..

setelah hari itu kami sering telpon telponan, becanda dan sesekali aku mengunjungi tempat dia bekerja tanpa dia tahu lebih dahulu, aku menunggunya di parkiran sebelum dia tiba disana, aku bawakan coklat untuknya.

suatu sore, kami janjian ketemu disebuah mall di Denpasar, aku diam diam selalu meliriknya, dia indah sekali, manis.
kami cepat akrab dalam beberapa minggu dia sering kerumahku, dia senang becanda dengan ibuku (bibiknya).

satu bulan berlalu, aku ajak keluar jalan2 ke pantai Kuta, inilah saat aku menyatakan perasaan aku sama dia. momen sangat pas, dan aku menguatkan hati, berusaha tenang dan pasrah apapun jawabannya, aku akan terima..
"ka mau jadi pacar wi" kataku setelahnya
dia diam dan memandang jauh.. waktu terasa lama sekali berputar, tapi aku tidak bisa ngomong apa lagi, aku biarkan diam dan hening ini..
"kenapa wi mau sama eka" katanya tiba tiba
"wi suka sama kamu" kataku seadanya, tidak ada alasan lain lagi kenapa aku cinta dia
"kita kan baru kenal" katanya lagi
"kita bisa menjalankan hubungan ini, wi yakin dengan perasaan wi" memang aku tidak pernah merasa seyakin ini dengan hal yang baru aku kenal
dia diam lagi..
"ya, eka mau wi" katanya akhirnya.
aku mamandang keatas, bintang bintang seakan tau bagaiman perasaanku, banyak syukur yang aku ucapkan malam itu, di pantai indah selatan kota Denpasar, salah satu bidadariMU jadi pacarku..

aku tidak ingin hanya melihat bidadari, aku ingin memiliki bidadari, ingin menjaga dengan segenap jiwa, menyayangi dan disayangi bidadari seumur hidupku

hari demi hari aku lewati dengan bahagia, ada dia yang selalu menanyakan kabar, ada dia yang selalu aku rindukan, ingin bertemu setiap hari.
hanya satu masalah dalam hubungan ini, orang tua dia belum tau kami pacaran, dan aku belum pernah kerumahnya. suatu ketika akuputuskan untuk pergi kerumahnya dan meminta ijin pada orang tuanya.
"besok wi mau kerumah dan bilang sama paman/bibi, kita sudah pacaran" kataku padanya
"jangan dulu wi, ka belum siap" sahutnya memelas
"tapi wi gak mau sembunyi2" kataku, "ka gak seharusnya sering kerumah wi, wi yang seharusnya jemput kesana"
"tapi ka malu" katanya lagi
aku tidak melanjutkan lagi, aku tidak mau ngotot ngototan dengan orang yang aku cintai..

esok sorenya, aku pergi kerumahnya tanpa beri tau dia, aku tau dia masih kerja dan pulang petang hari..
aku bertemu orang tuanya dan membicarakan hubungan kami, kedua ortunya tidak berkomentar apa2, hanya menitipkan anaknya padaku, diajari dan dijaga baik baik.
satu pesan dari ibunya "eka itu bedos, keras kepala, suka maunya sendiri, ngambekan, apa kamu bisa lama2 dekat dia?" kata ibunya
aku berpikir, eka baru berumur 20 tahun, itulah terjadi pada anak muda pada masa umur2 peralihan, masa mencari jati diri, masa2 menyusun masa depan, masa dimana asik bergaul dengan teman2, berkumpul dan gila2an sama teman2 harus berakhir dan menghadapi kenyataan bahwa kita harus kerja. aku pernah merasakan itu, maka aku sangat tau apa yang dirasakan kekasihku itu.

mingu demi minggu berlalu, kami menjalani hubungan ini dengan bahagia, aku sering kerumahnya, hampir setiap 2 hari sekali, dan selalu disambut hangat keluarganya, ini adalah anugrah terbesar yang pernah aku dapat.. dia sayang aku, ortunya sayang aku, ortuku bahkan lebih sayang dia daripada aku, aku sangat menyukainya.

tiga bulan berlalu, tidak ada masalah dalam hubungan kami, dia ngambek2 kecil dan manja, tapi aku sangat suka dengan sifatnya itu, aku merasa aku dibutuhkan, bahkan ingin memeluknya setiap saat.
suatu saat ketika dia sedang dirumahku dan melihat file2 komputerku, dia melihat photo seorang wanita
"ini rani ya" katanya padaku
"iya" kataku sambil melihat photo itu, bahkan aku sendiri tidak tahu ada photo itu di komputerku
Rani adalah mantanku berapa tahun lalu, kami masih sangat muda saat berpacaran, sama sama umur 19 tahun, dan pada saat itu tidak ada sedikitpun untuk serius berhubungan, karena kami sama sama mengejar mimpi, aku ingin menjadi pengusaha dan dia ingin menjadi bidan di rumah sakit besar, kami bertemu dengan cara aneh, bertahan 3 tahun pacaran, dan putus dengan cara yang aneh pula. terakhir aku dengar kabar dia sudah menikah dan bahagia, aku juga bahagia mendengar berita itu.
"cantik sekali pacarnya wi dulu" kata eka lagi
"itu kan potonya, kalo aslinya judes" sahutku
"ihh kok gitu sama mantanya sih" katanya lagi
"hehe" aku gak bisa ngomong apa
aku menceritakan rani kepadanya, bagaimana kami bertemu, dan bagaimana kami putus, dan aku selalu mengantarnya kerja, mencarikan lowongan kerja di rumah sakit di Denpasar, rani selalu diterima kerja dimanapun dia menaruh lamaran, mungkin tenaga kesahatan di Bali masih sedikit, jadi membutuhkan banyak tenaga tambahan. dia selalu pindah2, karena dia selalu berusaha untuk bisa masuk kerja kerumah sakit besar, dengan cara mencari pengalaman di rumash sakit besalin kecil atau klinik2 maka nantinya akan dapat promosi ke rumah sakit besar dan menetap disana.

kebetulan Eka baru tamat sekolah di kebidanan, dan aku sarankan menggunakan cara rani untuk menambah relasi, lincah bergaul dan akhirnya dapat promosi.
Rani sering memberikan hadiah2 yang sampai sekarang masih aku kenakan atau aku simpan, tanpa sadar ini menyakiti hatinya, inilah kebodohanku.
berapa hari kami jalani hunbungan ini dan selalu ada pertengkaran kecil, dia selalu mengungkapkan mantannya yang seorang perwira polisi. berapa kali aku tahan, karena aku tidak mau kehilangan dia, aku mengalah dan tidak mau pertengkaran menjadi besar.

kesabaran manusia ada batasnya, begitu juga dengan aku, suatu ketika, kami bertengkar yang bermula kecil, seperti biasa dia bandingkan aku dengan mantannya, aku merasa rendah, merasa tidak dihargai sebagai cowoknya. aku marah, dalam kemarahan aku meninggalkan rumahnya dan menghapus semua kontaknya, no telpon, bbm dan facebooknya bertujuan tidak akan memulai komunikasi sebelum dia yang meminta maaf dan memulai lebih dulu.

beberapa hari berlalu, rasa rindu dan gengsi bercampur aduk dalam diriku, dia yang bersalah kepadaku, dan seharusnya dia yang memulai minta maap padaku, egoku. tapi rinduku kepadanya mengalahkan semua harga diriku. aku pergi kerumahnya.
dia tidak mau bicara padaku, dia menangis dan benci padaku. aku teringat kata ibunya, eka terlalu egois dan maunya sendiri. aku pulang dan kembali lagi beberapa hari kemudian, berharap emosinya sudah mereda, dan kami bisa bicara baik2, harapan tinggal harapan, bahkan dia menyatakan kita putus aja, dia berdalih umurnya masih sangat muda, dan takut untuk berhubungan serius, dia mau mengejar cita2nya. aku hancur.

hari2 berikutnya aku masih tidak percaya keputusannya, dan aku berjuang, tapi tidak ada harapan sedikitpun, bahkan sangat sulit aku menemuinya.
bidadari pergi, dan aku sendiri lagi..

****************

Satu tahun berlalu, aku menyibukan diri dengan usahaku, sukses dan menjadi orang besar adalah mimpiku.
tidak dipungkiri aku sangat kehilangan Eka, walau satu tahun berlalu perasaan sedih selalu datang bila ingat dia, pelarianku hanya pekerjaanku. aku kejar semua clients dan mencari relasi dalam bisnisku.
suatu ketika seorang teman menyarankan aku untuk merubah penampilan, saatnya untuk hidup baru, lupakan yang lalu lalu, menjadi orang baru, aku menyetujuinya
mulai dari renofasi rumah, aku rombak total dalakang rumah, membuat kantor dilantai 2 rumahku, mencari design yang pas dengan keinginanku, mengecat mobil kesayanganku dan menambah modifikasi supaya lebih muda dan trandy, membeli motor keluaran terbaru. renofasi rumah dan ikut aktif dalam pembangunannya membuatku lupa akan masa laluku, aku merasa senang dan bahagia melihat jerih payahku beberapa tahun menghasilkan sesuatu yang berguna untukku dan keluargaku.

suatu ketika aku bertemu dengan seorang teman lama namanya Astri, dia bekerja di salah satu counter pakain export wilawah Nusadua, dia salles disana dan mempunyai bisnis sampingan membuat pakaian dan menjual kepada teman2nya. suatu saat dia minta tolong dibuatkan design logo dan tag untuk produknya, aku selesaikan dalam beberapa hari dan diberi hadiah 2 tshirt olehnya.
aku menyukai tshirt tersebut, nyaman digunakan, jadi aku putuskan akan membuat beberapa lagi.
kami sering bertemu, dan membicarakan bisnis, dia ingin memajukan usahanya, meminta saran saran dariku, memberi motivasi untuknya, aku berharap dia sukses dengan jalannya.
suatu ketika dia ingin buat website untuk produknya supaya pemasarannya bisa meluas, aku menyanggupinya, aku akan membantu memasarkannya.
sejak itu hubungan kami semakin dekat, sering bertemu membicarakan langkah2 bisnis kita.

suatu saat dia memperkenalkan aku dengan salah satu temannya, dia ingin aku punya pacar, temannya juga belum punya pacar, jadi dia mau menjadi comblang untuk kami. aku menyanggupinya, niat baik harus disambut baik..
kami janjian untuk tamasya bertiga, dan aku jemput mereka dirumah temannya, diwilayah perbatasan Tabanan, sebelah barat kota Denpasar.

sekali lagi aku melihat seorang bidadari, tuhan....
dia cantik, natural, senyumnya selalu terbanyang kapanpun dalam benakku
Namanya Denik, dialah bidadari dalam kesederhanaan, kami menghabiskan satu hari berkeliling dari wisata air terjun sampai ke pantai indah bukit selatan Nusa Dua. hari itu sangat menyenangkan
aku jatuh cinta lagi, tapi ini tidak sewajarnya, aku menyukai dia dari pertama melihatnya, bahkan aku tidak tau bagaimana dia, tapi aku ingin sekali memilikinya.
doaku sepanjang hari hanya untuknya, jagalah dia tuhan, bidadarimu..

kami sering telponan dan bbman, sangat nyaman ngobrol dengannya, selain cantik dia juga cerdas. dia bekerja disalah satu perusahaan mitra PLN, dan dia ditempatkan di bidang penggambaran denah pemasangan Gardu listrik dan pembagian listrik warga.
kami banyak ngobrol tentang kerjaannya, bagaimana dia sering bolak balik denpasar Tabanan hanya untuk ngeprint tugasnya, karena print A3 hanya ada di kota Denpasar.
seperti tersihir, aku selalu ingin melihat senyumnya, maka aku selalu mengajaknya makan malam sepulang dia bekerja. warung pojok di pinggir Jalanan tabanan selalu jadi tempat dia makan malam dan nongkrong sepulangnya bekerja, kami sering bertemu disana..
senang mendengar dia cerita kesibukannya bekerja seharian, kejadian2 lucu saat dia bekerja, semua diceritakan dengan ketawa ketawa, aku bahagia lihat dia tertawa, cintaku semakin tumbuh
suatu ketika gambar denah yang dia kerjakan beberapa minggu rusak dikarenakan virus yang ada dikomputer kantornya, aku berusaha membantunya.
aku tidak ingin melihat dia kesusahan, dia sedih, aku selalu ingin melihat tawanya, dunia berwarna cerah saat dia tertawa dan tersenyum. aku berusaha menghubungi teman2 teknisi komputer untuk bisa membantu mengembalikan datanya, ada beberapa yang terselamatkan, dan ada juga yang tidak.
hari berganti hari, rasa sayangku terus bertambah, hanya dia yang ada dipikiranku, dihatiku juga.
aku tidak menyatakan hatiku padanya karena ini terlalu dini, aku takut aku salah, aku biarkan perasaan ini tumbuh sewajarnya..

hari demi hari berlalu, tiada hari tanpa menanyakan kabarnya, mendengar suaranya ditelpon, atau jalan2 ke kotanya hanya untuk melihat senyumnya di warung tepi jalan itu..

suatu ketika ada kejanggalan pada status bbmnya
"kata sayang di status bbmnya, untuk siapa nik" tanyaku langsung ketika membaca status bbmnya, hatiku sempat kacau, tapi  aku tidak mempercayainya
"itu status palsu" jawabnya
"kok isi status2 palsu segala" kejarku
"buat becandaan aja hehe" katanya lagi

hari hari berikutnya aku masih mengejar cintaku, menunggu saat yang tepat untuk menyatakannya..
selalu bermimpi dan membayangkanya, dia begitu sempurna dihatiku
dan sekali lagi status-status itu ditulis lagi dbbmnya
"status palsu lagi" tanyaku langsung di bbm
"iya, temen temen kerja banyak yang godain dan jodoh-jodohin aku sama temen kantor, jadi aku buat aja status gitu biar dikira udah punya cowok" jawabnya
"cuwekin aja kalo emang gak suka" saranku
"iya wi" katanya lagi

sudah 2 bulan aku kenal dengannya, perasaaan ini semakin kuat, dan aku harus bilang kapadanya, apapun tanggapan dan jawabannya nanti, aku terima
siang itu, sepulang dari mengantarkan pesanan barang untuk sebuah kargo di Sanur, aku membuka facebook pada komputerku. aku melihat status facebooknya mengucapkan kata sayang pada seorang cowok yang tidak aku kenal, aku hancur
aku bbm dia langsung dan menanyakanya
"iya wi, kami baru pacaran seminggu lalu" katanya disana
.......
"semoga bahagia ya nik, dan jangan sedih sedih lagi" kataku datar dalam kehancuran..
"wi sayang kamu, dari pertama ketemu, wi suka kamu" kataku akhirnya
"wi tidak berani bilang, takut kamu berprasangka lain. wi cinta kamu nik..
dan sekarang kamu sudah bahagia dengan pilihan kamu, wi doakan semoga langgeng ya" akhirnya aku lega, kata kata yang terlambat terucap
kesekian kalinya bidadari pergi, tapi dia meninggalkan penyesalanku
warna warna cerah dunia tidak aku lihat lagi, senyum itu udah tidak ada lagi, tawanya tak terdengar lagi..
aku sendiri..

******************

Hari hari berlalu, aku berantakan dan masih berkeping keping, tidak ada yang disalahkan hanya aku yang hancur. berulang kali Astri datang menanyakan hubunganku dengan Denik, dan akhirnya aku katakan bahwa dia sudah punya pacar.. Astri menghiburku, aku nyaman bercerita semua yang aku rasakan kepadanya.
minggu minggu berlalu, aku tetap mengejar mimpi mimpiku, bekerja adalah jalan terbaik melupakan kesakitan dan rasa sedih yang lalu.
suatu hari Astri menelponku mengatakan ingin mengenalkan temennya yang lain kepadaku.
"sudahlah As, lagi malas mikirin cewek, nanti kalo udah dikasih jodoh sama tuhan pasti ketemu" kataku ogah
"ya temenan aja dulu, sapa tau cocok" katanya disana

berapa hari berlalu dia selalu ceritakan tentang temannya kepadaku, orangnya baik, lucu, dan katanya pengen banget punya cowok.. "kenalan aja dulu sana" katanya lagi

hari hari berikutnya kami sudah smsan, bicara tentang kegemarannya olahraga, dirumah sering disuruh jaga warung, jarang diijinkan keluar rumah sama ortunya, bila keluar tidak boleh lewat jam 10 malam dan sebagainya
satu minggu berlalu, kami janjian bertemu di salah satu cafe sebelah timur taman kota Denpasar, kami berkenalan dan cerita cerita, namanya Kadek, orangnya asik dan bicara terbuka, penilaianku pertama kali

suatau hari dia meminta tolong untuk mengantarnya ke kundangan temannya, aku menyetujuinya.
hari itu aku melihatnya cantik dengan gaun hitam. aku selalu memperhatikannya di sana, dia asik ngobrol dengan teman2 lamanya yang sudah lama tidak bertemu, mereka reunian, tertawa lepas, bercanda, dia adalah wanita cantik.

Di sabtu pagi aku mengajaknya jalan jalan ke wilayah pegunungan utara Kota Tabanan, ke sebuah taman kupu kupu, aku harap dia menyukainya. dia banyak bercerita tentang mantan pacar yang mengecewekannya, yang tidak menghargainya, dan dia trauma menjalani hubungan karena itu, dia tidak mau bertemu cowok seperti itu lagi, katanya..
aku hanya mendengar dan mengerti sekali perasaannya, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan untuk menghiburnya, aku diam dan mendengarkan saja.
"dan.... sekarang tidak ada yang pdkt sama kamu" tanyaku
"temen banyak, enakan berteman aja" jawabnya
"dari sekian teman pasti ada dong yang ngejar2 kamu berlebihan" kejarku
"saudaraku cewek semua, jadi aku merasa bertanggung jawab mencari sentana untuk keluargaku" katanya terus terang
Dalam adat Bali bila ada yang menikah si perempuan yang ikut kepada keluarga laki laki, tapi bila semua  saudara adalah permepuan, maka bisa mengambil "sentana". bila anak perempuannya menikah, si laki laki ikut di keluarga perempuan.
..........
"tapi aku pikir bisa sih nikah keluar, tapi aku mau nikah dengan pemuda Denpasar dan tinggal di Denpasar, biar tidak jauh2 menjenguk keluargaku nanti" katanya lagi
"sudah ketemu kandidatnya" tanyaku becanda
"ada beberapa orang, orangnya aneh2" katanya
"pertama ketemu sudah berani megang2, emang aku apaan dikiranya" katanya lagi
"sesuatu positip tidak mungkin direspon negatip" kataku, "mungkin pakaian dan penampilan kamu yang dipandang negatip, maka cowok bersikap seenaknya sama kamu"
"aku nggak ngerti, buktinya kamu nggak gitu, waktu kita pertama ketemu"
"ya manusia kan beda2, aku nggak tau apa yang dipikirkan mereka saat itu" jujurku
"trus kandidat lain gimana?" tanyaku lagi
"ada umurnya baru 22, katanya dia sanggup nyentana" jawabnya
"suka brondong ya?" candaku
"ahh malas cerita sama kamu" ngambeknya
"heheh sorry.. lanjut" godaku lagi
"kami sempat deket sebentar, aku pernah kerumahnya, tapi akhirnya aku putuskan nggak jalan lagi dengannya" katanya
"dia terlalu muda memikirkan menikah, aku takut salah milih orang" katanya lagi
aku hanya diam .....
"emangnya kamu nggak mau jadi kandidat" katanya tiba tiba..
"hehehe" tidak ada yang bisa aku katakan

berapa hari berlalu, kami saling menanyakan kabar lewat sms ataupun telpon.. mungkin aku akan membuka diriku lagi, aku akan berjuang lagi..
suatu hari Astri menanyakan hubungan aku dengan kadek, aku jawab biasa aja, seperti teman biasa.
dia menyarankan untuk tidak dekat lagi dengan kadek, dia mendapat gosip bahwa ditempat kerja kadek ada affair dengan temen kerja, dan cowok itu sudah berkeluarga, gosip ini sudah lama beredar diantara teman teman bekerjanya.
"jangan percaya gosip, mending tanyakan langsung orangnya, dosa lo ngomongin orang" nasahatku
"iya, aku nanti tanyain langsung deh, kebetulan aku kenal cowok yang digosipin itu" katanya
"bagus itu dek, sebelumnya thanks ya sudah care sama aku" ucapku sama astri

malam mingguan aku lewati ngobrol2 dengan Kadek dirumahnya, mendengar nasehat2 Bapaknya,
mendengar kisah masa muda dari bapaknya, cerita bagaiman kota Denpasar tahun 60an - 70an, itu sangat menarik sekali, ikut menjaga warung depan rumahnya sambil becanda becanda sampai bantu menutup warungnya.

Astri datang lagi dengan hasil investigasinya
"aku dengar langsung dari cowoknya, dia cinta banget sama kadek, tapi dia tidak mungkin memilih kadek karena dia sudah punya keluarga. dia juga mungkin tidak rela melihat nanti kalo kadek menikah" katanya
"tapi dia ingin melihat kadek bahagia, walau dia tidak rela, tapi nanti dia pasti akan iklas" katanya lagi
"orang model apa itu???" kaget aku mendengar penuturannya, trus bagaimana dengan istrinya?, apa perasaan istrinya bila tau pasanganya mendua? trus kenapa dia bisa mendua bila sudah ada istri yang dicintainya? bahkan sudah memberinya anak.. aku pusing
"apakah hubungannya ini masih sampai sekarang??" tanyaku sama astri
"itu belum aku tau, nanti aku tanyakan lagi deh" jawabnya
"mending kamu jauhin aja deh Kadek, perasaanku gak enak kamu sama dia lo" katanya lagi
"apapun jalan yang aku tempuh, aku yang memutuskan, karena itu tanggung jawabku.. tapi thanks sebelumnya ya" aku harap dia mengerti

aku gundah, aku ragu, aku bingung, aku mempertimbangkan...
aku percaya cerita Asti, aku bisa melihat sifat Kadek yang terbuka dan aku tidak bisa menyakitinya dengan menanyakan langsung padanya tentang masalah ini, mungkin tidak sekarang, kami baru berkenalan.

hari demi hari berlalu, aku mulai menyukainya, aku sesekali mengajaknya sekedar makan malam atau nongkrong di salah satu tempat di Denpasar, mulai berani membelai rambutnya, memegang tangannya, aku rasa dia menyukainya.

suatu malam dia bercerita kembali tentang mantan pacarnya yang tidak menghargainya, yang tidak pernah mengangkat telponnya, dan dia sudah berjuang untuk bisa bicara sebentar saja dengannya, dari pagi pagi buta dia sudah menunggu didepan rumah cowoknya hanya untuk bisa bertemu, setelah cowoknya keluar, bahkan menolehpun tidak kepadanya, dia sangat sedih belinang air mata bercerita kepadaku dan aku terlalu bodoh tidak tau harus berbuat apa, hanya diam..
pikiranku melayang, dia bukan tipe cewek perusak rumah tangga orang, pasti cowok yang diceritakannya ini bukan yang dimaksud Astri, yakinku
"sabar ya, kenapa menangis buat orang seperti itu"aku harap bisa menenangkannya
hanya itu yang bisa kukatakan, niat untuk membuatnya kuat dan tegar..
"lihat dunia, banyak hal yang indah diluar sana, kita nikmati dan berbahagia" imbuhku lagi
aku sering memergokinya sedang memandangku, mungkin hanya perasaanku

Astri datang lagi dengan beritanya,
"hubungan itu sudah lama, sekarang istri cowok itu sedang mengadung, dia tidak ingin melakukan dosa lagi" katanya
"itu masa lalu, dan kita tidak bisa menilai orang dari masa lalunya" mudah mudahan masa lalu menjadikannya pelajaran untuk masa akan datang, doaku
"itu terserah kamu, kamu yang memutuskan, aku sebagai temen kamu, selalu berdoa yang terbaik buat kamu" kata astri lagi
"apapun itu jalan yang akan aku ambil, aku yang memutuskan untuk hidupku" tegasku lagi

malam minggu selanjutnya, aku mengajak kadek jalan ketaman pusat kota Denpasar. banyak muda mudi berpacaran di setiap pojok bangku taman, kami jalan jalan berkeliling..
aku mulai memegang tanganya, mencari tempat duduk ditempat yang nyaman. aku melihat matanya
"dek, aku suka kamu" suaraku pelan
dia diam
"aku tau" katanya cepat "aku bisa lihat semua itu"
"tapi aku belum siap" lanjutnya pelan
........
"aku belum bisa melupakan mantanku, kami pacaran 6 tahun, dan aku masih berharap kepadanya" matanya sudah mulai basah
aku diam, banyak hal yang aku pikirkan, aku melayang dalam pikiranku

bintang bintang diatas bersinar terang, langit terang bahkan berwarna-warni cerah walau malam hari..

sekali lagi aku melihat bidadari
ini bukan fiksi, bukan khayalan,  ini nyata
aku merasakan bidadari, menyentuhnya, berbicara dan mendengar darinya
di tengah tengah keramaian pusat kota Denpasar

tangan tuhan selalu menuntunku,
aku menemukan bidadari atas kehendak tuhan untuk kebaikanku
bidadari pergi atas kehendak tuhan untuk kebaikanku
semua atas kehendak tuhan

malam ini bintang bintang terang diatas,
aku melihat senyum tuhan disana, itu untuku

cerita ini sudah disusunNYA
bahkan sebelum aku ada disini

doaku hanya satu
aku tidak ingin hanya melihat bidadari, aku ingin memiliki bidadari, ingin menjaga dengan segenap jiwa, menyayangi dan disayangi
seumur hidupku
aku Melihat lagi senyumNya diantara bintang bintang diatas sana... itu untuku

Made Rama Pramana Address

Jln. Wibisana Gg Mekar IV NO. 1 DEenpasar - Bali - Indonesia Phn : 081 933 108 461 Email: made.rama21@gmail.com